Jika biasanya KOBOI (Komunitas Blogger Otomotif Indonesia) diundang oleh ATPM atau sebuah komunitas untuk meliput berita atau event. Maka kini sebaliknya. Bertempat di rumah makan Ikan Bakar Cianjur, di Cipete, Jakarta Selatan, Minggu (10/01) Koboi yang mengundang ATPM dan perwakilan komunitas. “Tidak ada yang serius kok. Cuma sekedar silahturahmi saja. Sekedar sharing mengenai perkembangan dunia otomotif dan lika-likunya. Sambil makan siang jugalah.” Demikian diungkapkan penggagas acara ini, blogger Rudi Triatmono yang kerab dipanggil mas Tri. Ia menambahkan, “Jika biasanya kita diundang, sekarang kita ngundang mereka. Siapa tahu, dalam obrolan ringan, malah bisa akrab dan berbagi informasi”, tambah pria yang siang itu menunggangi Suzuki GSX-R.
Satu persatu, bikers, dan perwakilan ATPM datang ke lokasi. Dari AHM (Astra Honda Motor) hadir Nyoman Kesawa, Deputy Dept Head, Honda Customer Care Centre Division serta A. Muhibuddin, staf Marketing Communication AHM. Dari TVS, hadir staf Corporate Communication, Nurlida Fatmikasari atau lebih akrab dipanggil bu Mieke. Sementara tak ketinggalan, A.S Nugroho, Presdir Ducati Indonesia, bikers dan juga blogger. Tak lupa hadir perwakilan dari beberapa komunitas. Dari DDOCI (Ducati Desmo Owner Club Indonesia) ada bro Satar yang juga blogger. Lalu ada pula rekan-rekan dari Vendetta Motto seperti bro Julius, Kemal, Koko dan Yunus. Tak lupa kehadiran Ibu Evi Nursanti, Promotion Manager PT. SKN selaku Dealer merk Piaggio turut melengkapi.
KAMPANYE SAFETY RIDING!
Seusai makan siang, pembicaraan mulai mengalir. Setelah melalui perkenalan singkat antara perwakilan ATPM, rekan media hingga blogger sendiri. Tak ayal suasana langsung mencair ketika beberapa pertanyaan dan saran mencuat ke permukaan. Dari rekan-rekan blogger, seperti Andry Berlianto, kembali mengingatkan agar ATPM lebih rajin dan konsisten memasukkan unsur safety riding dalam kampanye penjualan produk mereka. Sementara Edo Rusia, menegaskan kembali soal pentingnya kampanye Safety Riding sambil menyebutkan angka-angka fantastis kecelakaan lalu lintas. Terlihat betapa Edo geram dengan lambannya pemerintah melihat fenomena kecelakaan lalu lintas ini. pria yang juga berprofesi sebagai wartawan ini, juga menegaskan bahwa untuk mengurangi tingkat kecelakaan tidak bisa lagi mengandalkan peran pemerintah. Artinya, komunitas roda dua, harus mulai mengkampanyekan Safety Riding ke dalam internalnya. Nantinya diharapkan menyebar ke keluarga, teman hingga kerabat kerja. Hal ini disepakati oleh Bro Nugroho dari Ducati Indonesia. Menurutnya, pemahaman SR adalah perihal budaya. “Tidak mudah untuk membuat orang aware terhadap pentingnya aman berkendara. Ini masalah budaya. Tapi kita harus mencobanya. Paling tidak, ada beberapa penekanan. Misalnya menggunakan helm. Tidak perduli kemanapun anda berkendara, jangan lupa kenakan helm!”, ujar pemilik motor Ducati ini dengan tegas. Hal ini diamini oleh Edo, yang juga penggiat Road Safety. Ia bahkan menambahkan, “Saya sepakat dengan mas Nugroho. Bahkan harus juga ditekankan betapa kecelakaan tidak mengenal jarak. Mau Cuma keluar gang, atau sekedar muterin komplek perumahan, kecelakaan itu pasti mengintai”.
Sementara, Nyoman Kesawa, Deputy Dept. Head HC 3 AHM, berpendapat, peran blogger untuk mengkampanyekan hal ini (SR) sangat vital. “Blogger kan biasanya lebih detail dalam menulis sesuatu. Nah mungkin dengan kemampuan ini, lalu menyebarkannya ke komunitas masing-masing, mudah-mudahan kampanye SR ini bisa lebih kuat efeknya”. Pada saat yang bersamaan, beberapa blogger mengapresiasi kerja keras AHM dalam kampanye SR selama beberapa tahun terakhir. “Tapi lebih ditingkatkan intesitasnya pak. Kalo bisa, mudik tahun ini, tidak hanya pada saat mudiknya yang dikawal, tapi juga pada saat pulang. Mudah-mudahan bisa menekan angka kecelakaannya”, ujar Edo Rusia dengan apresiatif. Mendengar hal ini, Nyoman Kesawa berjanji akan mempertimbangkannya.
PERAN BLOGGER DALAM SOSIALISASI REGULASI
Dari rekan media, bro Arif, wartawan TEMPO mengajukan sebuah ide/usulan perihal sikap blogger tentang uu no.22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Secara pribadi, bro Arif khawatir sekali melihat uu terbaru tersebut. Alasannya, “Banyak sekali infrastruktur yang belum disiapkan untuk menjalani undang-undang tersebut. Atau juga tentang detail batasan teknis dari suatu tindakan. Misalnya, perihal pengaturan tingkat kebisingan knalpot. Hingga detik ini, belum ada pengaturan yang jelas perihal berapa tingkatan desibel yang diperbolehkan”, ujarnya. Hal ini ditanggapi oleh bro Tri, “Sebenarnya sih sederhana. UU itu kan harus ada pelengkapnya yaitu PP atau peraturan pemerintah. Nah PP inilah yang nantinya mengatur perihal pelaksanaan atau penerapan UU tersebut. Memang, masalahnya hingga kini PP yang melengkapi UU tersebut belum muncul. Tapi cukup jelas, dasar hukum menilang pengendara motor yang menggunakan knalpot selain bawaan pabrik, tidak ada. Artinya, polisi belum bisa menilang pengendara sepeda motor yang menggunakan knalpot sebising apapun”. Kekhawatiran dari bro Arif ini cukup berasalan. Di banyak milis roda dua, tersebar kabar bahwa di beberapa wilayah, sudah terjadi penindakan terhadap knalpot bising. Hal ini dikhawatirkan akan menjadi eforia di kalangan penindak hukum, menindak tanpa acuan yang pasti. Pada akhirnya, bro Arif meminta rekan-rekan blogger untuk lebih tegas menyuarakan hal ini. Semua blogger yang hadir, sepakat dengan usul ini.
Bagi Koboi, harapan rekan-rekan media dan atpm, dijadikan sebuah cambuk untuk untuk mengingatkan kembali posisi blogger sebagai bagian dari citizen journalism. Namun demikian, ATPM juga menerima masukan blogger, dan mengharapkan komunikasi yang lebih intens bisa terjalin lebih baik lagi. Makan siang, diselingi dengan bicara hangat tentang dunia roda dua memang terasa hidup dan cair. Tak ayal beberapa pengunjung seperti mencoba menyimak diskusi mengasyikkan tersebut. Tepat pukul 14.00 acara dibubarkan dengan foto-foto bersama dan sedikit gurauan ala blogger terhadap bro Nugroho dan bro Tri. Itulah dia, makan siang ala KOBOI. Santai, kenyang dan berkesan.(hnr)