Isu akan digelontorkannya Honda tiger generasi baru, kini mulai santer terdengar. Dua blogger yang sebelumnya membahas adalah bro Taufik dan bro kangojek. Bro Taufik dari tpt Menperin, sementara bro kangojek dari sumber terpercaya. Namun demikian, pembahasan dari kedua blogger tersebut belum memberikan informasi yang seratus persen dijamin akurat. maklum, informasi macam ini tentunya dijaga ketat oleh AHM (Astra Honda Motor) selaku bidan produk Honda di Indonesia.
Nah, yang sekarang jadi pertanyaan adalah, apa yang baru di dalam generasi penerus Tiger ini? Apakah sekedar facelift (perubahan tampilan luar) atau memang ada perombakan total? Entah itu penempatan mesin, rangka, hingga fitur-fitur seperti lampu utama, sakelar, desain yang lebih ergonomis atau mungkin penempatan panel-panel yang lebih menarik.
Diluncurkan pertamakali di tahun 1993, diakui atau tidak, Tiger telah menjadi satu fenomena tersendiri di kalangan pengguna roda dua. Di markasnya, AHM, Tiger adalah satu-satun varian sport yang paling lama diproduksi (lebih dari 15 tahun). Belum lagi antusias penggunanya dengan berdirinya lebih dari 150 klub/komunitas Tiger di seluruh Indonesia. Sementar untuk produksi, di tahun 2008 saja, Tiger sudah mencapai angka produksi 200.000 unit.
Nah jika dilihat gambar diatas, generasi Tiger ini tidak mengalami penambahan kapasitas mesin. Artinya masih bertengger di angka 200cc. Jika kapasitas mesin sudah “harga mati”, maka apa yang baru dari Tiger? Inilah yang kemudian menjadi pertanyaan penting. Tentunya bukan sekedar ganti stripping atau ganti desain “kopong” alias tidak fungsional. Contohnya saja, generasi 2007 dan 2008 berbeda di bagian lampu belakang. 2007 masih menggunakan lampu bohlam, sementara 2008 mengombinasikan antara lampu bohlam dan LED (Light Emitting Diode). Perihal lampu depan, inilah yang jadi pembicaraan hangat. Di kalangan pengguna tiger atau Tigerist, lampu depan Tiger Revolution Cruiser 2008, yang istilahnya Asimetris Light, dikelakari dengan sebutan “picek” atau “genit” (karena seperti main mata). Kritikan pun bermunculan. “Cahaya lampunya kurang terang, makanya saya ganti ke model lama,” demikian ujar bro Arif (bukan nama sebenarnya) yang memiliki model Tiger 2008.
Selain model/desain lampu, ada satu lagi penyakit bawaan Tiger yang masih saja menjadi “ciri khas”-nya. Apalagi kalo bukan suara menggelitik dari rantai. Siapapun yang mempunyai Tiger, tidak bisa membantah ini. Padahal harga rantai satu set untuk Tiger bisa mendekati angka satu juta rupiah! Sungguh bukan nilai yang kecil. Dalam ultah Koboi (komunitas blogger otomotif Indonesia) beberapa waktu lalu, banyak juga biker yang menanyakan hal tersebut. Saat itu manajemen AHM memastikan saran tersebut akan diteruskan ke bagian teknis.
Terlepas dari semua permasalahan diatas, mungkin sudah saatnya AHM benar-benar mendengarkan input dari para penggunanya. Karena, biar bagaimanapun, pengguna adalah pihak yang merasakan hasil produk tersebut. Penggunalah yang merasakan berhasil atau tidaknya sebuah desain kendaraan, dan tentunya aspek berkendara secara keseluruhan.
AHM punya pekerjaan rumah yang banyak. “PR” ini lebih dari sekedar menghilangkan suara rantai yang kerap menjadi ciri khas Tiger tersebut. Melainkan bagaimana menegaskan kembali “teritorial” area penjualan Tiger yang akhir-akhir ini mulai digerogoti oleh para pesaing, bahkan oleh produk dari AHM sendiri. Data terakhir dari AHM menunjukkan, perbandingan Tiger dan Megapro tidak berimbang. Per April 2010, Megapro terjual 8.843 unit. Sementar Tiger hanya 4.690 unit.
Jika AHM ingin Tiger kembali ke pucuk pimpinan kategori motor sport, maka harus dipahami, hal itu tidak bisa lagi hanya mengandalkan romatisme legenda Tiger atau nama besar AHM. Dengan makin banyaknya pilihan motor sejenis saat ini, AHM harus berhati-hati dalam produk terbarunya. Makin hari, seiring berkembangan teknologi dan kemudahan askes informasi, masyarakat menjadi semakin kritis terhadap perkembangan produk. Pertimbangan untuk membeli atau tidak, bukan lagi dominasi selebaran penawaran ala produsen atau permainan lidah penjual/sales. Jika AHM mau jujur, terbuka terhadap tuntutan perubahan dan melakukan perombakan habis-habisan, mungkin Tiger akan dapat kembali menancapkan kukunya di ajang penjualan motor sport kelas menengah. Namun jika tidak, Tiger hanya akan diingat sebagai motor sport, dengan suara rantai yang berisik. (hnr)
wah awet ya sejak 93.
Eh kalo king kyknya lebih lama 83 sampai 2008
btw sama2 pake theme wp baru yg keren neh
yup, tapi kalo dari Honda, yah si macan lenggang sendirian…
iya nih, tadi malem masih melek, dapat update dari wp soal theme baru. yo wis, sikat bleh. 😀
pertamaxxxx dulu..>!!!!
jiakakaka…
lanjut bro….
pertamaxxxx!!!
yg pasti blog ini ganti tampilan 🙂
jiakakaka… bisa aje….
lanjuuuut manggg….
Klo rx king itu muncul pertama tahun berapa ya?
Bukan suara rante yang lebih rame dari mesin, tapi juga tangki jangan gampang bocor lagi. Tali gas, jangan mudah angus. Knalpot jangan mudah kropos… Kalau desain sih sudah oke cuma lampunya itu…. coba gak usah malu contek BMW, pastinya lebih keren ! Kalau balik lagi ke lampu bulet….. apa kata dunia ?
klo balik maning ke lampu bulet jd jadul kayak si culun scorpio yg gak laku itu ya?
Scorpio laris manis,,,sempurna gk reel kaya tiger perut tankinya sk masuk angin bocor kwkwkwkwk..
sejak keluar new tiger byk yg kecewa bos..moge tankinya bocor,,mknya pake pampers klu jln…onderdil gampang rusak ehmzzzz…
@Maticgaya, contek BMW yang mana nih bro? R1200GS? Bukannya tuh mata picek sudah meniru BMR seri R1200 GS, F800?
mungkin nirunya tidak abis-abisan. “terinsipirasi lah…”
kpn keluar nih?
moga aja lampunya udah gak bulet lagi kayak scorpio.
kelihatan jadul kayak scorpio klo masih bulet.
kalo tiger kan 200 cc beda ama motor 160 cc megapro, harga juga beda khan?
kalo scorpio motor amblesss
http://otomercon.wordpress.com/2010/06/05/sedang-latihan-rossi-kecelakaan-lagi-video/
untuk masalah rante simpel aja. kenapa sistem rante tidak meniru honda phantom? yang menggunakan karet tromol. mengapa harus menggunakan bosh gear yang notabene bikin rante berisik?
kekurangan tiger :
-double shock, coba mono shock lebih mantap
-lampu aneh, lebih baik pasang lampu face liph
-tangki kurang mantap, tru aja tangki mirip motor gp pasti lebih mantap
kenalpot gak racing, seharusnya kenalpot racing.
-tempat duduk menyatu, coba dibuat terpisah seperti yamaha r6.. pasti keren
Kenapa TIGER tidak jadi me-launching mesin dengan kapasitas 250cc ?
Kenapa Tiger tidak jadi melaunching mesin yang berkapasitas 250cc ?
Padahal mantap banget tuh..!
udah aja body tiger rombak abis2an,,
hasilnya meneyerupai motor motor sport di asia,,
supaya pembeli merasa pusing untuk memodifnya lagi,,
dan merasa puas dengan orsinilan,,
Ping-balik: Terimakasih Para Pembaca « bodats the smartbastard
Dibuat mesin DOHC plus liquid cool engine sama sasis deltabox dan suspensi belakang pakai monosock
Jgn cm ngndalin nama besar Honda,TIGERIST jg perlu generasi mesin Tiger yg ramah lingkungan,sasis kokoh, monosock, double cakram….jgn pelit fitur donk ma tigerist!
nah ini, pengguna tiger sepertinya…
kasihan, nama beken, teknologi jadul 😀
mesin jadul ketinggalan,,,body oke…mesin mirip GL pro, megapro, GL 100 payahhh…
Saya pengendara tiger 2010,masih memakai desain batok lampu depan nya dua bola 1 bulat dan 1 lagi sipit,saya harap tiger tetap di produksi,bagi saya kalau ciri khas tiger itu tdak masalah,karna sepeda motor harus memiliki ciri khas tersendiri,saya harap PT.AHM indonesia tetap memproduksi suku cadang tiger asli dan harga suku cadang di turun kan dan di pasar di seluruh nusantara agar pengendara tiger lain tidak kesulitan mencari suku cadang tiger,horas tiger selalu pilihan lelaki pencinta motor sport