Hikmah “Kedubrak-nya” Ducati Diavel: Jangan Pernah Anggap Remeh Sebuah Motor!

Sesaat Setelah Kejadian.

Kapan nih kita test ride motornye ‘mbah dukun?’ ” ujar Benny ke Penulis saat kami berada di area Ducati Showroom, SCBD, Jakarta, Minggu (8/3) kemarin. “Ah gile lu, nih Hypermotard tenaganya gede sob. 800cc! Yakin lu? Gue aje naik redbastard belum genap 1 tahun. Masih belum berani bawa moge,” jawab penulis. Itulah kutipan diskusi kami berdua di samping “Seekor” hypermotard 796, motor sport enduro keluaran Ducati milik mbah Dukun a.k.a bro Satar. Belum sempat Benny menjawab, tiba-tiba saja terdengar raungan mesin Diavel 1200cc menyalak. Awalnya kami mengira biasa saja. Toh sudah hampir 2 jam potret sana-sini, membidik biker-biker yang mengetes motor keluaran teranyar tersebut. Dan semuanya fine-fine saja. Dari mulai bro Binky (big bike builder), juragan warung ijo a.k.a mas Taufik sampai bro Jusri, Head Instructor JDDC yang terbiasa membawa segala jenis motor. Sepengetahuan penulis, ada 8 rider pilihan yang diizinkan mengetest Diavel hitam tersebut. Semuanya piawai menjinakkan motor “setan” itu. Obrolan kami berdua pun berlanjut, diselingi suara gas yang digeber-geber. Penulis sudah memasukkan kamera poket ke kantong. Dan obrolan berlanjut soal foto dua gadis cantik yang tengah bersepeda tadi pagi. Bloggers bangets 😀

Tetapi konsentrasi kami yang sedang asyik membicarakan dua gadis cantik, langsung buyar seketika sesaat melihat Diavel Karbon hitam tersebut melakukan aksi wheelie, dan dalam hitungan detik, BRAKK!!!! Motor seharga 475 juta itu pun terhempas ke aspal mulus, menindih si biker. Penulis dan Benny langsung terhenyak. Dan begitu juga dengan orang-orang sekitar yang menonton. Sontak kami langsung beramai-ramai menolong sang biker dan juga si Diavel. Si biker terlihat menahan sakit, dipapah ke pinggir jalan oleh beberapa staf Ducati. Sementara lainnya, dibantu masyarakat penonton, mengangkat si Diavel. Penulis sendiri merasa tidak percaya. Kenapa bisa jatuh? Itulah pertanyaan yang langsung muncul di benak penulis dan juga bro Benny. Lalu kru Ducati Indonesia, dengan muka yang bete, langsung menggiring setan seksi itu ke garasi servis di bawah showroom.

Dan sejak itu, jadilah perbincangan hangat diantara kami, blogger yang hadir saat itu. Penulis sendiri berpendapat, dan ini pribadi, bahwa si biker mungkin kaget dengan karakter Ducati yang berbeda dengan moge yang dimilikinya. “Seharusnya untuk awal, pelan-pelan aja dulu. Kenali karakter tuh si setan.” demikian komentar bro Benny. Sementara Girifumi a.k.a Prado berkata, “Sport touring jelas beda dengan Cruiser. Mungkin dia kaget dengan powernya yang meledak tiba-tiba.” Bro Andry, blogger yang juga staf JDDC (Jakarta Defensive Driving Consulting) sambil menghela napas, hanya berkata, “Pelajarannya, jangan anggap remeh motor apapun. Terlepas dari jenis, kapasitas mesin atau merk. Kehati-hatian harus nomor satu!”. Sementara, bro Taufik, yang juga sempat test ride menambahkan, “Diavel itu powernya gede banget! Saya sempat terbawa ke belakang saat oper gigi 2! Jadi, kita harus paham betul tenaga yang siap keluar.” Demikian obrolan para bloggers saat menyaksikan si setan hitam dengan  mukanya yang sudah cacat tersebut, di bawah showroom Ducati.

Do Not Underestimate the power of Diavel!

Kecelakaan ini, sekali lagi membuktikan betapa attitude kita sebagai biker harus benar-benar dijaga. Apresiasi tinggi harus ditunjukkan saat kita mengendarai sebuah motor sekelas Ducati atau moge apapun! Konsep, arsitektur mesin, tenaga hingga riding posture yang berbeda, harus menjadi pertimbangan sebelum membesutnya. Contohnya, jika anda terbiasa bawa motor sport 1 silinder, tiba-tiba mau pinjem motor teman yang dua silinder, DOHC. Jangan terburu-buru berasumsi ini hanya beda kapasitas mesin. Lebih dari itu! Bawalah pelan-pelan, perhatikan karakter mesinnya. Apakah bermain di rpm bawah, atau di atas? Saat menikung bagaimana? Pengereman dan lain sebagainya. Dan lakukan itu semua dalam lingkungan yang terkontrol.

Secara pribadi, ane bersimpati terhadap kru Ducati yang sudah habis-habisan mengatur event ini agar berjalan sebagaimana mestinya. Tetapi ternyata kenyataan berbeda, apa boleh buat? Untuk bikers semua, jangan sombong! Jangan mentang-mentang punya moge, lalu merasa saran atau input dari biker lain tidak berguna. Jangan pandang status sosial, karena pengetahuan tidak memilih otak berdasarkan ekonomi, tetapi kemampuan untuk belajar. Dan sekedar masukan untuk Ducati Indonesia, agar lain kali lebih ketat dalam memilih test rider. Terbukti tidak semua pengendara moge paham berkendara yang baik dan benar.  Ride safe brada…(hnr)

 

Iklan

55 comments on “Hikmah “Kedubrak-nya” Ducati Diavel: Jangan Pernah Anggap Remeh Sebuah Motor!

  1. merasa bisa pengen langsung gas poll aja, lah si Mpok Rossi aja belajar dulu sebelum memutuskan menunggangi ducati……..ternyata punya banyak duit, punya moge gak berbanding lurus dengan otak.. nafsu aja yang digedein he he he

  2. yaah.. nggak laku dijual dong itu diavel, buat saya aja juga nggak papa 😀

    memang udah seharusnya pengelola event siap apa pun yang akan terjadi pada motornya kan, namanya juga dites.. itu dites jatuh, lecetnya segimana, carbon-nya sekuat apa 😉

  3. what evet the bike is . . . you got to have a respect to her !! do not underestimate her !!

    he he he benar nggak ya basa londo ku? xixiixxxi :mrgreen:

  4. @Baridin, kalo orang biasa, dipastikan langsung stroke ringan bro… 😛
    @abu, saya gak kenal pak. beneran deh. Serius, saya gak kenal. 😀
    @tmc, koreksi: What ever the bike is, you’ve got to respect her. Never underestimate her power! Nilai total:7,5 :mrgreen:
    @bisa aje bro…
    @vicky, sepakat bro.
    @berly, bos Jusri sudah dimintai pendapatnya kah?
    @nasum, komstir tetap utuh
    @dino & no fun, kekekeekek… bener juga sih… 😀

  5. @raya, logika yang masuk akal. Masalahnya, ini motor ratusan juga. 😀
    @extra, nanti bro, test ride bebek saya aja. 😛

  6. mo koment ape yeee…..kalo liat aslinya, berasa mulut ini menganga sampe bawah kale yeeee….kaya kartun gitu….secara ngumpulin daun dari mane buat nutupinyaa…..
    untung masih cinta sama bohay,,,,hehehehee

    • @ocecoco, bukan bro. Ridernya pengendara moge juga.
      @saranto, 😛
      @toto, 86!
      @willykk, jangan gitu bro… 😀
      @mbah, *siram air es*

  7. Ping-balik: Apakah Ducati Diavel Butuh Tumbal?? « Asmarantaka's Personal Blog

  8. dulu waktu testride bandit 400 aja keringet bercucuran, muka pucat pasi kaget dengan tenaganya.. biasa bawa kisaran 200cc aka tigor dan teman2nya..
    apa lagi tenaga segede diavel, cukup mejeng foto2 ajah..

  9. Mungkin ridernya ‘terinspirasi’ aksi wheelie diavel di blog mbah dukun. 😀
    Tapi apa daya, skill berbeda.

  10. suka yg ini nih.
    -Jangan pandang status sosial.
    Karena pngetahuan tdk mmilih otak brdasarkan ekonomi,tetapi kemauan untuk belajar-
    :sadis:
    .
    hehehehe

  11. emang apes tuh bapak2….ngetes bebek aja deh kayak begawan!! gak berani bawa motor lewat 400cc….dipastikan naik ke gigi 2 pasti lewat 120kpj!!

  12. ridernya belagu amat.biasa make becak,eh…….dikasi ducati.rossi aja repot ama sisetan merah itu.apes x y…?mau nyari perhatian ama cwek2….malah jd prihatin.wkwkwkwwkw………

  13. gilaa…ga mbayangin pake diavel jatuh…wadooww…mau ditaruh mana tuh muka bang??? ckckckck…gue lihat aja seremm..apalagi mau pake…ciyaa…nanti dulu. Pake monster 795 aja deh… 🙂

  14. Ane sudah coba setan satu ini, hanya menyentuh sebentar di 130 km/jam antara malang surabaya karena kondisi jalan yang tidak memungkinkan. Itupun rasanya badan sudah terlempar ke belakang karena terpaan angin dan goncangan. Ini motor nyaman dengan kecepatan maks 100 km/jam untuk jalanan jawa timur.

Tinggalkan Balasan & Jangan Tampilkan Link Lebih Dari 1.

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s