Valentino Rossi Akan Pensiun?

Rossi terisak saat mengetahui Sahabatnya telah pergi.

Mengikuti perkembangan pasca kepergian Marco “Super Sic” Simoncelli yang tewas di sirkuit Sepang Minggu (23/10) lalu, sungguh menarik, namun di saat yang bersamaan membuat agak risih. Pasalnya, begitu banyak yang langsung menyudutkan berbagai pihak terkait musibah itu. Ada yang menyalahkan kenapa evakuasi dari pihak Sepang Circuit begitu lambat dan tidak profesional. Atau ada juga yang memerdebatkan, siapa yang melindas Marco? Edwards atau Rossi? Seakan-akan, diperlukan sosok tersangka dalam musibah yang membuat dunia balap motor menangis tersebut.

Dan seperti biasa, gosip pun mulai bermunculan. Salah satunya adalah kabar tidak mengenakkan, bahwa Valentino Rossi, Rival dan juga sahabat dekat Marco Simoncelli, dikabarkan akan gantung helm. Baca lebih lanjut

Iklan

Ciao Super Sic! We’ll miss you…

Dia pernah dicaci maki oleh penggemar Pedrosa karena menyebabkan pembalap Spanyol tersebut terjatuh dan mengalami patah di tangan. Ia selalu perang kata-kata dengan Lorenzo. Stoner pun tak terlalu senang dengan dirinya. Tapi mereka semua mengakui pembalap bernomor 58 itu punya nyali yang buas di track saat balapan.

Marco Simonceeli, Rival langganan Dovisiozo dan teman akrab Valentino Rossi, meninggal pukul 16.56 waktu setempat (Malaysia). Penulis tidak percaya dengan apa yang terpampang di layar kaca. Helm AGV Super Sic menggelinding ke pinggiran lintasan. Baca lebih lanjut

Sudah Salah, Ngotot Pula, Ditumbuk Muncung Kau Itu Nanti!

Foto Ilustrasi: Edo

Foto: Edo

Tampaknya masyarakat kita tengah mengalami sebuah proses dimana tidak ada lagi tenggang rasa dan saling menghargai sesama manusia. Dalam konteks berkendara di jalan raya, maka penulis yakin para pembaca semua sudah sering mengalami, dan mungkin tanpa sadar, melakukannya juga, seperti halnya yang penulis alami beberapa hari lalu.

Minggu (16/10) malam lalu, penulis tengah berkendara di Jl. Raya Otista mengarah ke Kp. Melayu, Jakarta Timur. Nah, karena hendak menuju ke Bekasi, penulis berhenti di sebuah persimpangan, untuk selanjutkan menempuh jalur angkot mikrolet M26 jurusan Bekasi-Kp. Melayu. Jalur Otista ini sudah memiliki jalur Busway, khusus Bus Trans Jakarta. Nah saat itu penulis harus menunggu giliran untuk belok ke kanan, karena lampu dalam status merah. Di belakang penulis terdapat sebuah mobil, dan juga beberapa motor. Saat tengah menunggu, tiba-tiba saja sebuah motor matik dengan pengendara dan penumpang wanita, langsung menyerobot ke sisi kanan, tepat di dekat jalur busway. Penulis hanya bisa menggelengkan kepala, bertanya-tanya jika nanti ada bus Trans Jakarta, bagaimana akibatnya?

Tak lama kemudian, lampu berubah menjadi kuning. Refleks, penulis mengecek spion kanan dan kiri. Saat melihat ke arah kanan, terlihat sekelebat sinar lampu dari arah belakang. Sepertinya sebuah motor yang tengah melintas di jalur Busway. Mata penulis pun langsung melihat ke arah motor matik yang di depan penulis, yang posisinya juga sedang menunggu di jalur Busway. Dalam sepersekian detik, apa yang ditakutnya penulis nyaris terjadi. “Tiiinnn!!!!!” Klakson panjang dari motor arah belakang motor matik tersebut berbunyi keras. Ternyata, motor matik juga, dikemudikan oleh seorang pemuda. Si perempuan yang nyaris ditabrak dari belakang pun kaget. Untungnya si pemuda pengendara matik bisa menghindari tabrakan. Baca lebih lanjut

Masihkah kita butuh motor bebek?

“Produk yang baik, adalah produk yang mampu memberikan nilai tambah bagi pembeli/konsumennya.” Begitulah kira-kira ucapan seorang pakar marketing yang pernah penulis dengar. Sungguh tidak mungkin konsep ini tidak digunakan dan dipraktekkan oleh para produsen, terutama produsen otomotif, dalam hal ini roda alias sepeda motor.

Dulu, kampanye marketing sepeda motor selalu diselingi jargon “hemat bahan bakar dan nilai jual kembali yang tinggi.” Kini, jargon itu mulai terhapus. Kata-kata “hemat” mulai digantikan dengan “efisien”. Dan istilah mesin yang kencang, mulai digantikan dengan istilah “responsif”. Pasalnya, hampir semua produsen selalu menggunakan jargon yang sama. Terserah siapa yang memulai, pastinya yang lain akan mengikuti, walaupun dengan cara yang berbeda. Baca lebih lanjut

Parkiran sepeda motor yang ramah, tapi…

Sabtu (8/10) siang ini, kebetulan penulis tengah berkunjung ke daerah Grand Wisata Bekasi. Komplek perumahan yang sepertinya didesain layaknya kota satelit kecil ini ternyata memberikan kesan yang memuaskan.

Bagaimana tidak, bagi pengguna mobil, akan mendapatkan akses langsung ke daerah ini dengan gerbang tol khusus. Sementara bagi pengguna sepeda motor, bisa mengaksesnya melalui jalan raya kalimalang. Jalur alternatif melalui Cileungsi dan Bantar gebang pun tersedia.

Nah, berkaitan dengan sepeda motor, kawasan ini bisa dikatakan cukup ramah. Rambu-rambunya jelas, dan marka jalan bisa terlihat dengan baik. Kondisi aspal? Dijamin lebih baik daripada jalan raya kota metropolitan yang kini tengah dipimpin oleh “ahlinya”, dimana lubang dan permukaan tidak rata sering memakan korban.

Lalu yang menarik adalah sistem parkir yang tersedia di ruko-rukonya. Tidak ada petugas khusus yang mengarahkan parkir. Sepertinya para pengunjung diminta untuk sadar/tertib dalam memarkir kendaraanya. Baik sepeda motor dan mobil diberikan tempat masing-masing. Bahkan untuk sepeda motor, ada marka khusus.

Saat ini kondisi kawasan tersebut memang masih sepi. Dan menemukan tempat parkir pun tidak sulit. Tapi tetap harus waspada juga. Ingat kata bang napi, “kejahatan tidak terjadi karena ada niat. Tapi juga karena ada kesempatan.” Kondisi yang lengang ini justru “amunisi” andalan para bromocorah pencuri sepeda motor.

Untungnya, di kawasan yang tidak menempatkan petugas parkir ini (atau memang belum?) Petugas keamanan cukup sering berpatroli. Dari yang sekedar lewat, sampai ada yang menunggui parkiran sambil senyum-senyum sendiri memandangi telepon selularnya. 😀

Salut untuk pengelola kawasan ini. Sungguh jarang penulis bisa menemukan pengelola yang ramah terhadap pengendara motor. Tapi bagi pengendara yang melewati atau berkunjung ke sini, kewaspadaan tetap diperlukan. Have a nice weekend brads!(Hnr)

Parkiran yang “motorsiawi”.

Jalan sepi dengan aspal mulus sungguh menggoda para speed lover. :D

Jalan sepi dengan aspal mulus sungguh menggoda para speed lover. 😀