Membaca postingan Eyang Edo yang terinsiprasi oleh kejadian yang dialami oleh bro Nadi membawa penulis ke kejadian beberapa hari lalu. Jika penulis tidak “beruntung”, mungkin penulis akan mengalami nasib yang sama seperti lady biker korban kecelakaan tersebut.
Beberapa hari lalu, malam hari, antara pukul 20.00-21.00, penulis tengah melintas menggunakan redbastard di sepanjang jalur kalimalang mengarah ke Halim, Jakarta. Tidak seperti biasanya, penulis menggunakan pelindung lutut, atau protektor. Padahal, jika berkendara sehari-hari, protektor jarang digunakan. Terbukti, keputusan menggunakan protektor ini tidak akan pernah penulis sesali.
Saat berkendara melintas wilayah Cipinang, tepat di depan proyek pembangunan Cipinang Indah Mall, sekilas penulis melihat banyak benda bertebaran di jalan. Entah itu batu, atau tanah-tanah keras dari truk yang biasanya wara-wiri di proyek sejenis. Dan dalam hitungan detik, mata ini memandang sebuah benda yang terpental dan terbang ke arah bawah penulis. Semuanya terjadi dalam hitungan sepersekian detik, tidak sempat menghindar, tidak sempat bermanuver. Dan si batu langsung menghantam tepat di bagian lutut penulis. Ada sedikit hantaman di bagian tersebut. Dan penulis pun langsung berhenti dan melakukan pengecekan. Dan puji Tuhan, protektor yang digunakan, ternyata telah menutupi bagian yang dihantam oleh batu sehingga lutut tidak terasa ngilu atau sakit sama sekali. Sementara, protektor hanya mengalami lecet. Setelah memastikan semuanya ok, penulis melanjutkan perjalanan.
“Wah gila tuh! Untung gak kenal fairing dat! Bisa nyengir lu!” ujar Benny sang beruang, saat penulis share kejadian ini di ajang kopdar OBI beberapa hari lalu. “Iya sih, fairing mahal bro. Tapi kan bisa dibeli. Lah temputung lutut beli dimana cumi!” ujar penulis sambil melemparkan bakwan setengah matang kepada yang bersangkutan. 😀
Penulis merasa beruntung. Bukan, ini bukan soal magis atau untung-untungan ala orang malas. Tetapi beruntung karena memutuskan menggunakan protektor. Beruntung juga tidak panik saat dihantam batu. Tidak bisa dibayangkan, jika temputung lutut retak hanya karena segumpal tanah keras atau batu bekas proyek yang tidak jelas asal-usulnya.
Bagi para broer n sis, lebih berhati-hati dan waspada saat di jalan. Bukan hanya saat melintas jalan di sekitar areal proyek saja. Tetapi setiap saat berada di jalan, kita harus waspada. Jaga kecepatan, tahu kemampuan anda dimana dan jaga jarak agar mempunyai ruang dan waktu bermanuver jika terjadi sesuatu di depan kita.(hnr)
Beruntunglah engkau kisanak..coba kalau batu ntu menghantam dengkul kopongmu 😛
Ziiiip
Lg rajin lae..nulisnya