Nih Dia Kepastian Soal Knalpot

foto: Om Edo

foto: Om Edo

Kemarin (Kamis, 24/2) penulis berkesempatan menghadiri diskusi yang diadakan oleh rekan-rekan FORWOT (Forum Wartawan Otomotif) di aula Garda Oto, Jl. TB Simatupang, Jakarta. Awalnya penulis agak bingung, diskusi ini mau diarahkan kemana. Walaupun, dalam makalah yang dibagian jelas temanya melihat sejauh mana kesiapan produsen otomotif tentang diberlakukannya Euro 3.  Tetapi, karena banyaknya pemberi makalah, justru diskusi nyaris tidak mengarah tentang Euro 3. Apalagi ketika bicara regulasi.

Yang membuat penulis melek lagi, (aseli penulis sempat keluar beberapa kali karena mengantuk, thx to bro Amir yang sudah memberikan nocan sang spg), adalah ketika bro Edo, pejuang rod septih mempertanyakan perihal ambang batas kebisingan knalpot kendaraan. Pasalnya, ini yang jadi momok bagi pengguna knalpot after market seperti penulis dan juga kaum biker lainnya.

“Kita ini sudah didiskriminasi setiap harinya. Umumnya, Baca lebih lanjut

Iklan

Mencoba Shell Fuel Economy, ala Blogger

Benarkah bahan bakar Shell yang mempunyai formula baru bernama “Shell Fuel Economy” terbukti lebih ekonomis. Tentunya argumentasi ini harus diuji. Berawal saat penulis diundang ke acara peluncurannya beberapa waktu lalu, penulis pun memutuskan untuk menguji langsung bahan bakar ini. Bagi yang belum tahu, bahan bakar Shell ini merupakan inovasi dari pabrik yang identik dengan warna kuning berlogo kerang tersebut. Shell mengklaim, bahana bakar baru tersebut mampu menghilangkan kerak/deposit di bagian-bagian mesin, yang biasanya ditinggalkan oleh bahan bakar biasa. Akibatnya, mesin bekerja lebih efisien yang menghasilkan jarak tempuh lebih jauh untuk konsumsi yang sama.

Motor yang digunakan oleh penulis adalah Honda Karisma 2003. Tidak ada spesifikasi racing atau apapun. Namun, seher sudah corter .50 (jaman jahiliah). Knalpot menggunakan standar Suprax125. Sementara untuk ban, menggunakan 90/90 17 di belakang, dan 80/90 di depan. Jika dilihat dari spesifikasi teknis tersebut sebenarnya potensi bensin lebih boros. Sisanya masih standar. Berat badan penulis sendiri sekitar 80 kg. blackbastard, demikian penulis menyebutnya, tidak digunakan setiap hari. Toh, jalur yang ditempuh adalah jalur sejuta umat: Kalimalang, Gatot Subroto, Sudirman/Thamrin dan sesekali Casablanca hingga Banjir Kanal Timur. Bagi yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya, pasti paham jalur ini.

Sepulang dari peluncuran Shell, Baca lebih lanjut

Waspadai Banjir, Awas Mogok!

Sabtu (11/2) malam lalu, penulis merasakan betul akibat langsung dari perawatan berkala si blackbastard a.k.a honda karisma 2003. Pasalnya, di malam yang sesunyi ini, eh maksudnya, di malam yang diguyur hujan tersebut, penulis dengan lancar melewati perjalanan 40 menit tanpa kendalan suatu apapun.

Semuanya bermula saat penulis hendak pulang, setelah sebelumnya bertamu ke rumah bro Alex anggota Detasemen Bunciters 77, satu unit khusus pemburu kuliner sejati. Nah, saat hendak pulang, tiba-tiba saja hujan mengguyur kawasan Pondok Gede dan sekitarnya. Setelah mengecek dengan beberapa kawan, terkonfirmasi (gile, bahasanya keren aje) bahwa hampir semua kawasan timur Jakarta terkena hujan. Begitu juga dengan kawasan Bekasi dan sekitarnya. Untung saja (orang Indonesia, selalu mengucap untung dalam hal apa saja), penulis membawa jas hujan (bukan model batman kasarung). Baca lebih lanjut

Jalan Inspeksi BKT Bikin Lalin Jadi Semrawut?

Pengendara motor dari jalur BKT “merampas” jalur di persimpangan Pondok Bambu.

Ada yang berdomisili di pinggiran Jakarta Timur? Khususnya ke arah Bekasi dan sekitarnya? Pasti pernah atau sering melewati jalur BKT alias Banjir Kanal Timur. Dikatakan demikian karena jalan raya tersebut berada tepat di samping BKT yang baru dibangun. Tapi bukan itu masalahnya. Justru pembangunan BKT disertai dengan jalan baru berukuran sedang (lebarnya sama dengan mobil sedan).

Nah jalan yang berada di samping BKT tersebut berada di kedua sisinya. Jalannya mulus, dengan tepian khusus beton serta ada halte tiap beberapa puluh meter. Masalahnya adalah, pengendara motor, terutama pada jam2x sibuk seperti pagi dan sore hari, justru beramai-ramai melewati jalur yg dinamakan Jl. Inspeksi BKT tersebut. Baca lebih lanjut

Berkendara dan Melepas Helm Menuju Tempat Parkir? Sembrono!

foto: edo

foto: edo

“Maaf pak, mohon helmnya dilepas.” ujar seorang petugas keamanan saat penulis hendak menghadiri undangan Blogger yang diadakan di hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Selasa (7/2) kemarin. Tentu saja penulis berasumsi helm dilepas sejenak, lalu dikenakan kembali. Protokoler yang standar di hotel-hotel berbintang 4 ke atas. Tetapi asumsi penulis salah besar. Ternyata, penulis diminta untuk melepas helm dari pintu masuk hingga ke tempat parkir yang berada di 2 lantai bawah tanah.

“Kok dilepas pak?” tanya penulis.

“Sudah protokolernya demikian pak. Pengendara motor yang lain juga begitu.” jawab sang petugas. Namun penulis tetap bersikukuh bahwa hal ini tidak benar. Dan karena si petugas tetap pada pendiriannya, penulis pun terpaksa melakukan protes.

“Begini loh pak. Ini protokoler yang kurang tepat. Bapak tahu tidak, kalau helm itu gunanya untuk melindungi bagian kepala yang sangat vital? Dan harap diingat, kecelakaan itu tidak mengenal jarak. Kalau saya terjatuh saat menuju tempat parkir bagaimana? Siapa yang mau tanggungjawab? Anda? Kalau disuruh melepas helm, saya tidak mau. Saya sayang kepala.” Ujar penulis tegas, namun dengan nada bicara sesopan mungkin. Baca lebih lanjut

Eits, Ternyata TVS Punya Oli Juga

Trend ATPM mengeluarkan oli khusus untuk produk mereka sepertinya bakal terus berlanjut. Jika Yamaha sudah mulai dengan Yamalube-nya, dan AHM dengan AMPX-nya, kini giliran TVS, perusahaan otomotif asal India, mengeluarkan jurus terbarunya, sebuah oli mesin. Jujur, penulis merasa kaget sekaligus salut juga sama nyali tVs melihat kesempatan.

Ketika penulis tanya, apakah oli ini sudah ditest di berbagai jenis dan kondisi lalu lintas, Pramod Kulkarni, Head of Engineering, mengatakan, “We’ve tried it at any condition on so many years of research and experience. So i can assure you, it’s function good on any traffic condition.”  Dengan kualifikasi SAE20W40, Baca lebih lanjut