Mencoba Shell Fuel Economy, ala Blogger

Benarkah bahan bakar Shell yang mempunyai formula baru bernama “Shell Fuel Economy” terbukti lebih ekonomis. Tentunya argumentasi ini harus diuji. Berawal saat penulis diundang ke acara peluncurannya beberapa waktu lalu, penulis pun memutuskan untuk menguji langsung bahan bakar ini. Bagi yang belum tahu, bahan bakar Shell ini merupakan inovasi dari pabrik yang identik dengan warna kuning berlogo kerang tersebut. Shell mengklaim, bahana bakar baru tersebut mampu menghilangkan kerak/deposit di bagian-bagian mesin, yang biasanya ditinggalkan oleh bahan bakar biasa. Akibatnya, mesin bekerja lebih efisien yang menghasilkan jarak tempuh lebih jauh untuk konsumsi yang sama.

Motor yang digunakan oleh penulis adalah Honda Karisma 2003. Tidak ada spesifikasi racing atau apapun. Namun, seher sudah corter .50 (jaman jahiliah). Knalpot menggunakan standar Suprax125. Sementara untuk ban, menggunakan 90/90 17 di belakang, dan 80/90 di depan. Jika dilihat dari spesifikasi teknis tersebut sebenarnya potensi bensin lebih boros. Sisanya masih standar. Berat badan penulis sendiri sekitar 80 kg. blackbastard, demikian penulis menyebutnya, tidak digunakan setiap hari. Toh, jalur yang ditempuh adalah jalur sejuta umat: Kalimalang, Gatot Subroto, Sudirman/Thamrin dan sesekali Casablanca hingga Banjir Kanal Timur. Bagi yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya, pasti paham jalur ini.

Sepulang dari peluncuran Shell, Baca lebih lanjut

Iklan