
foto: Blog Edo Rusyanto
Setiap hari, para pengendara roda dua, roda empat, pengemudi angkutan umum dan juga pengguna jalan lain semakin sulit untuk semakin toleransi terhadap siapapun yang berada di jalan raya. Berhenti tanpa menggunakan lampu sein, memutar balik di area yang tidak semestinya, berhenti melewati garis putih hingga menaiki trotoar tanpa merasa bersalah. Kini, semua itu menjadi hal yang “normal.”
“Kenormalan” tersebut diperparah pula dengan tingkah laku yang melawan logika. Ketika macet, segerombolan pengemudi motor melawan arus jalur sebelahnya. Salah satu mobil yang berada di jalur tersebut, nyaris menabrak salah satu pemotor. Namun apa yang terjadi, sang pemotor malah menghardik si pengemudi mobil. Coba ditanyakan, siapa yang salah? Siapa yang seharusnya merasa berhak terancam? Lain lagi saat seorang pengemudi mobil tidak sabar menunggu lampu pengatur lalu lintas menunjukkan warna hijau. Tak ayal, sang pengemudi membunyikan klakson ke motor/mobil di depannya karena melihat kendaraan yang lain sudah berjalan lebih dahulu. Padahal, Baca lebih lanjut