Menguji Jaringan, Terhubung Selama Perjalanan

Jakarta di pagi hari

Jumat, pukul 05.30, dengan mata masih mengantuk, saya sudah berada di pinggir jalan raya kalimalang, menghadapi dinginnya angin pagi, menunggu Taksi. “Ke stasiun Gambir pak.” Ujar saya kepada pak Supir. Dalam hitungan menit taksi yang saya tumpangi sudah berada di jalan tol, menuju Stasiun Gambir. Selama perjalanan, sembari mendengarkan tembang lawas musik Rock, mata saya tak henti memandangi smartphone di tangan. Twitter sudah mulai ramai dengan hashtag Xlnetrally, sebuah event tahunan yang diselenggarakan oleh XL, selaku penyedia jasa telekomunikasi di Indonesia. Dalam acara ini, media dan blogger diundang untuk menunjukkan kesiapan jaringan milik mereka, demi menyambut liburan bulan Ramadhan.

Dari Twitter, saya bisa melihat saat itu juga bagaimana “perjuangan” blogger yang tengah menuju tempat pemberangkatan. Maklum, dengan jadwal berangkat jam 7 pagi Baca lebih lanjut

Iklan

KETIKA ALAS ROBAN MENYAMBUT OBIWAN

*Tulisan ini merupakan rangkaian artikel touring OBI ke Semarang,  untuk menguji kekuatan sinyal XL sepanjang Pantura. Perjalanan ini dilakukan dari 23-24 Juli 2011*

Two is one, one is none”, adalah kutipan dari dialog film “GI JANE” yang dibintangi oleh Demi Moore. Film yang mengisahkan perjuangan seorang perwira wanita angkatan laut Amerika, untuk menjadi anggota kesatuan elit: NAVY SEAL. Kata-kata tersebut diucapkan oleh salah seorang instruktur SEAL. Maksud sang instruktur cukup jelas; siapkan segala perlengkapan dan peralatan kemanapun misinya. Mungkin, kata-kata tersebut yang cocok menggambarkan bagaimana persiapan obiwan merencanakan perjalanan jauh, disertai perlengkapan berkendara yang baik membuahkan hasil.

Jumat (22/07) malam, usai mampir ke “gubuk” bro Yudi (demikian bro Yudi menyebutnya), dan menikmati kopi (super mantab) serta beberapa porsi martabak telor, obiwan yang tersisa melanjutkan perjalanan. “Bro, nanti kalau ketemu truk dan bus yang sembrono dan nekat, ngalah saja yah. Itu memang daerah kekuasaannya. Yang penting tiba selamat di Semarang.” Ujar bro Yudi mengingatkan penulis dan obiwan lainnya. Dengan formasi Rial, Marlin, Adi, Edo dan penulis sebagai sweeper (nasib punya mesin 250cc :D), obiwan melanjutkan perjalanan. Tidak ada yang bakal mengira, bahwa Alas Roban punya kejutan untuk kami.

om Edo, bersiap menghadapi hujan di Alas Roban

Semua diawali ketika memasuki kawasan Alas Roban, group riding obiwan harus berjibaku dengan truk dan bus yang berlagak ala raja jalanan. Manuver-manuver “mahluk malam pantura” ini sungguh tidak bisa dipandang remeh. Dengan jalan raya minim penerangan, kontur pegunungan, kami pengendara roda dua bagaikan semut diapit gajah-gajah liar.

“Kayaknya cuma hujan gerimis deh.” ujar Rial saat obiwan berhenti sejenak menyikapi butir-butir air yang mulai jatuh membasahi bumi. Akhirnya disepakati untuk terus berjalan. Tetapi tidak sampai 3oo meter berkendara, Baca lebih lanjut

“Oleh-oleh” Dari Semarang

Menunggu Sepur @ Stasiun Tawang.

Menunggu Sepur @ Stasiun Tawang.

*Tulisan ini merupakan rangkaian artikel touring OBI ke Semarang,  untuk menguji kekuatan sinyal XL sepanjang Pantura.* 

Saat tulisan ini diposting (24/07), obiwan (anggota otobloggers Indonesia) yaitu benny, adi, edo, rio & penulis tengah menuju Jakarta dengan menumpang kereta api Argo Anggrek.

2 hari lalu kami masih berjibaku dengan kepadatan dan tingkah polah jalur pantura, yang biasa digunakan untuk mudik. Tujuh motor, tujuh blogger, tujuh karakter dengan satu tujuan. Yaitu menguji kehandalan sinyal salah satu operator telekomunikasi dan merasakan jalur pulang kampung yang beberapa minggu lagi akan dicumbui oleh jutaan pemudik.

Menarikkah perjalanan ini? Tidak mungkin dikatakan tidak. Banyak cerita yang layak dibagi dengan pembaca, dan ada juga informasi yang mesti diketahui. Ada kisah jenaka yang mengundang tawa, hingga realitas sosial yang mengiris hati. Semuanya, langsung dialami sendiri oleh obiwan tanpa embel-embel dramatisasi ala sinetron murahan.

Yang pasti kami siap berbagi dengan pembaca sekalian. Saat tulisan ini saya buat di handset blackberry, kemampuan menahan lelah dan ngantuk saya kembali diuji. Sementara, obiwan lainnya juga langsung sibuk dengan pc-tablet dan gadget masing-masing. Padahal, dari raut wajah mereka tersirat rasa lelah luar biasa. “Fisik boleh letih, tetapi semangat ngeblog harus tetap ceria.” Demikian ungkap bro Edo menyemangati obiwan.

Dalam waktu 5 jam, kami akan kembali menapaki ibu kota Jakarta yang lalu lintasnya dikenal sadis. Semoga keinginan untuk berbagi kepada teman-teman pembaca tidak mengendurkan niat untuk langsung ngeblog, bukan malah pingsan di kasur. 😀 (hnr)

Posted with WordPress for BlackBerry.

Persimpangan Maut?

*Tulisan ini merupakan rangkaian artikel touring OBI ke Semarang,  untuk menguji kekuatan sinyal XL sepanjang Pantura.*

Niat awal ingin mencari makan siang khas Semarang, tapi apa daya hujan mendera. Apa daya, terpaksa meneduh, menghindari hujan di kawasan kota lama, Semarang.

Tapi saat melihat kondisi persimpangan tersebut, sungguh miris. Bagaimana tidak? Persimpangan ini tidak ada marka yg cukup jelas. Tidak instalasi lampu lalu lintas. Padahal ada arus bergerak dari empat arah.

Entah itu motor, mobil atau becak sekalipun semuanya serba gradak-gruduk ambil jalur seenaknya. Tak terhitung berapa kali saya, benny & edo menghela nafas melihat “nearly missed accident”. Terutama saat dua sepeda motor nyaris “adu kambing”. Benar-benar mengkhawatirkan. Mungkin bagi warga Semarang, ini sudah biasa. Tapi toh, bagi kami, sungguh hal yang menyedihkan betapa setiap detik, nyaris terjadi kecelakaan. Ingat, setiap kecelakaan harus dibayar dengan ongkos ekonomi dan sosial. Kedua hal tersebut tidak pernah murah. Kawan, berhati-hatilah. Berkendaralah dengan empati.(Hnr)

Posted with WordPress for BlackBerry.

Tour de Semarang, makan siang @ Blanakan.

*Tulisan ini merupakan rangkaian artikel touring OBI ke Semarang,  untuk menguji kekuatan sinyal XL sepanjang Pantura.*

Kurang lebih 3 jam setelah melakukan perjalanan dari Jakarta, tim obiwan a.k.a otobloggers tiba di Blanakan, kawasan pantura. Tapi bukan tanpa cerita seru ala obiwan.

Setelah “dihajar” habis-habisan oleh kemacetan sepanjang Bekasi, rombongan yang terdiri dari 7 sepeda motor ini mulai menambah kecepatan. Bahkan saat melalui Karawang ring road, formasi langsung “bubar jalan” alias masing-masing mencoba top speed kendaraan mereka.

Formasi terus berubah hingga akhirnya berkonsolidasi di daerah blanakan, dimana penulis & bro Edo menikmati nasi uduk ala Ciasem. Sementara kawan-kawan yang lain menikmati soto ayam dan pecel. Selanjutnya, akan bertemu dengan bro Yudi di Batang. Maksi dulu bro… (Hnr) terkirim via jalur lintas barat sumatera tanpa menggunakan rem :p