Impor Moge, Ada Enaknya, Ada Susahnya

Moge, singkatan dari motor gede, sebutan bagi sepeda motor yang mempunyai dimensi bentuk lebih besar dari sepeda motor harian yang kerap terlihat di jalan raya. Kapasitas mesinnya pun minimum 600-800cc. Di kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya, serta Jogja, motor-motor ini kerap terlihat berseliweran di akhir pekan. Lalu dimanakah moge ini bisa dibeli, bagaimana prosesnya, dan bagaimana karakter konsumennya? Berikut cuplikan obrolan sederhana dengan seorang pengimpor moge legal. Karena yang bersangkutan keberatan namanya ditulis, sebut saja “Bunga”. 😛

Bunga mengatakan bahwa dia masih importir kecil, artinya belum punya showroom seperti importir moge yang sudah mapan. “Saya sih masih usaha kecil-kecilan bro. Yah, konsumennya masih sebatas teman kerja, atau sesama penggemar moge. Cara memasarkan produknya juga dari mulut ke mulut saja. Misalnya ada yang nyari Ducati Monster, yah saya cari tahu orangnya. Kalau udah ketemu, tinggal saya kasih lihat unit display deh.” Jelas Bunga ketika bercerita tentang bagaimana ia memasarkan produknya tanpa showroom. Bunga mengaku ini bukan perkara gampang, tapi ia melihat justru dirinya bisa lebih selektif karena ia tahu apa yang dicari oleh konsumennya.

Terkesan tidak masuk akal, menjual motor yang harganya setara dengan mobil kelas niaga dan perumahan kelas menengah, cukup dengan mouth to mouth marketing. Tapi Bunga menampik keraguan itu. Dia punya triknya. “Saya berbaur ke lingkungan mereka bro. Kalo mereka kopdar, saya ikutan nongkrong. Toh konsumennya sedikit, jadi gak perlu gembar-gembor. Terkadang dari hasil kopdar, atau turing saya bisa tahu ada yang lagi cari moge merk tertentu. Nah di situ saya mendapat kesempatan.”

BMW R1200 GS, salah tipe moge yang tengah diminati saat ini. Foto: bmwmotorcycles.com

Untuk soal merk, Bunga tidak punya fanatisme tertentu, walaupun dia cenderung ke moge Eropa. “Saya sih jual moge apa saja, tergantung permintaan. Tapi memang saya kenal moge pertamakali yang dari Eropa.” Ujar Bunga menyebutkan sebuah merk dari Italia. Bunga juga memberikan alasan mengapa dia tidak fanatik satu merk. “Kita kan jualan bro, jadi gak boleh terlalu fanatik. Kita lihat saja selera konsumen di sini bagaimana. Nah bagi saya pribadi, sekedar alternatif saja. Kalau yang BMW lagi sepi, mudah-mudahan yang Ducati ramai. Atau moge jepang seperti ZX6R, ZX1000 atau CBR 10000 justru dicari orang. Balik lagi ke selera konsumen.”

Karena merupakan importir legal, maka Bunga memproses segalanya sesuai dengan aturan, termasuk surat-surat kendaraan. “Saya janji ke pelanggan, paling lambat 3 bulan surat-surat selesai. Gak berani janji di bawah itu. Kenapa lama? Kan saya mengikuti prosedur.” Jelasnya. Tapi konsumennya rata-rata maklum. “Soalnya mereka lebih pilih sabar nunggu surat ketimbang was-was kemana-mana gak ada suratnya.” Tambahnya lagi.

Ketika ditanya tentang moge bodong, Bunga mengaku angkat tangan. Moge bodong adalah moge yang dilepas ke pasaran, tanpa surat-surat. “Kalo moge bodong, saya angkat tangan bro. Jelas tidak bisa bersaing. Contohnya, saya jual ZX1000 (Kawasaki) baru, gress. Lalu ada yang baru pakai 6 bulan, moge bodongnya dijual lagi. Yah jelas barang saya gak laku. Selisih harganya gede banget. Jadi kalau ada orang yang membandingkan harga moge saya dengan yang bodong, yah kalah telak pastinya. Tapi kalo cari moge legal, mau tipe apa aja, saya siap sediakan deh. “ jelasnya lagi.

 Konsumen Bunga jelas bukan sembarang orang. Mereka terdiri dari kalangan atas. Dan tentu saja, karakter konsumennya mempunyai cerita tersendiri.  Bunga pernah didatangi oleh salah seorang selebriti yang naksir motor terbaru asal Italia. Tanpa ba-bi-bu, si selebriti langsung memesan moge berharga Rp. 400-500 juta tersebut. Dan sekaligus memesan satu tipe lagi. “Senang sih produk laku, langsung dua buah pula. Tapi pusing, yah pusinglah, itu orang duitnya gak berseri.” ujarnya sambil tertawa. Kisah uniknya tidak berhenti sampai di situ. “Pernah ada yang beli moge Jepang dari saya, eh gak sampai 6 bulan, itu motor sudah dijual lagi ke kawannya. Nah loh, dia datang lagi ke saya, cari BMW R1200GS. Jungkir balik deh buru-buru ambil stok di gudang. Saya Cuma bisa geleng kepala, cepat sekali bosan. Belum ada satu tahun padahal.” Tambahnya lagi sambil tersenyum. Kini, Bunga tengah berusaha mencari “bangkai” moge dari Eropa. Bukan untuk dijual, tapi dikanibal alias dipreteli suku cadangnya. “Ada konsumen yang lagi ngebangun salah satu tipe yang limited edition. Yah jelas gak ada di sini bro. Terpaksa deh harus cari di luar negeri untuk dipretelin kemudian di sini. Konsumennya bilang gak masalah soal harga. Coba deh, bagaimana gak puyeng tuh.” Tambah Bunga lagi.

Namun di balik keuntungan yang lumayan, ada pula resiko yang tinggi. Bunga mengaku, menjadi penjual moge, harus jeli melihat tren di pasar, atau konsumen. “Importir itu kan tidak ada asosiasi seperti AISI. Jadi saya tidak tahu, siapa menjual apa dan berapa banyak. Misalnya saya jualan BMW GS series 10 unit tahun ini, itu bukan pertanda trendnya bakal naik. Bisa saja importir lain Cuma jual 2 atau 3 unit. Dan tidak ada yang tahu pasti, statistiknya bagaimana. Jadi insting bisnis juga harus kuat. Harus sering bergaul sama konsumennya.”

 Begitulah suka duka yang dialami oleh seorang importir umum. Bisnis milyaran rupiah itu terlihat cukup megah, namun sisi bisnisnya tetap saja menantang digeluti. Memenangkan hati konsumen sangat penting. Bunga sepertinya sadar hal tersebut. Itu sebabnya dia sampai rela melepas moge kesayangannya karena ada konsumen yang naksir. Itulah bisnis, apapun demi kepuasan konsumen.(hnr)

24 comments on “Impor Moge, Ada Enaknya, Ada Susahnya

  1. sepertinya Bunga utk inisial seorang perempuan……apakah ia seorang CW? tp kalo memang CW….ane salut dech…! tp kalo cowo bagusnya inisial MR “X” 😀

  2. Pricingnya kalau dibanding brand representative disini gimana mas Bro.
    Misalnya harga kalau pesen Ducati 848 ke dia dibandingkan Ke Ducati Indonesia, apa,beda jauh?

    Thanks ya

  3. si bejo kubikasi cuma 180cc, harga dibawah 20jt, tp dianggap moge, buktinya pas nyuci di daerah curug jaktim, dikenai biaya 10rb hehehehe

  4. Pemerintah indo anjing semua,menerapkan pajak n bea masuk terlalu tinggi membuat harga moge tidak relevan,harga moge bisa menjadi 2x lipat dr harga di negara asal.Kasian rakyat indo di BODOHI pemerintahnya sendiri.Sudah saatnya pajak yang tinggi di perkecil.Indonesia diambang kehancuran nih fren

  5. Itulah kenapa indonesia dari dulu masih menjadi negara berkembang.. bukan negara maju…
    Di luar negeri ajah barang lama di kenakan pajak mahal,sedangkan barang baru pajaknya murah bgd… bahkan di jepang ada HD yg bisa di cicil cuma 440 ribuan/bln…

    Kredit Harley Davidson cuma Rp. 440 ribu perbulan lho!

    Pemerintah indo emg anjing… Pikirannya cuma duit melulu… giliran suruh bngun bangsa malah ogah….

  6. Saya candra sy berapa harga yamaha mt 07, harap infonya dan sistem pembayaran dan kirimnya gimana? Tolong infonya

  7. Mas bro…, saya ini pengin punya moge tapi budget nya minim. Saya ada minat dengan satu moge brand: Moto Guzzi 1100 California. Barang ada di Singapore. Bisa bantu gak mas bro …Cita cita saya pengin berekendaraan bersama isteri tercinta di usia yang sdh tidak muda lagi. Tapi tetap ikut aturan pemerintah berkendaran yg legal bersurat. Pls responds nya. Terima kasih …..

  8. Kalau ada kegiatan import boleh hubungi saya 081212953017, kami spesialist import door to door dari berbagai negara Asia dan eropa, sewa undername, untuk export dan import, kami bisa handle import motor baru dan bekas, mesin, spare Part, Mobil, alat kesehatan, baja, genset, DLL

  9. Bro and Sis yang bingung cari sparepart motor yang langka atau harus import, atau ribet sama paypal dan kartu kredit, atau gak mau ribet soal pajak import, bisa banget nih kunjungi Webike.id buat dapetin sparepart inceran. Selain harganya yang udah fix price! Gratis pajak import, produknya juga dikirim door to door. Plus office nya yang sekarang juga udah ada di Indonesia, jadi yang biasa order via Webike internasional, wajib coba Webike Indonesia juga!

Tinggalkan Balasan ke bennythegreat Batalkan balasan