Teks: bodats, Foto: Neil Spalding (Twitter), MotoMatters, Motogp.com & Two Wheels Blog
Siapapun tahu, betapa sengitnya persaingan diantara pembalap di ajang bergengsi sport otomotif roda dua, MotoGP. Persaingan tidak hanya terjadi antar tim, bahkan antar rekan satu tim pun, rivalitas tidak bisa terhindarkan. Tetapi ternyata, semua itu tidak menghilangkan sisi manusiawi para pembalap, yang, ketika di sirkuit akan mati-matian merebut posisi dala manuver yang paling berbahaya sekalipun. Di luar sirkuit, mereka juga manusia yang punya rasa simpati.
Mungkin sisi manusiawi para pembalap MotoGP, timbul paling sentimen paska kematian Shoya Tomizawa di sirkuit Misano, Italia, dua minggu lalu. Pembalap Moto2 bernomor 48 itu meninggal setelah mengalami kecelakaan beberapa saat setelah lomba dimulai. Dia terjatuh, dan secara tak terhindarkan tertabrak oleh motor Alex De Angelis. Setelah dievakuasi ke fasilitas medis terdekat, pembalap asal jepang itu menghembuskan napas terakhirnya.
Toni Elias, pemimpin klasemen sementara Moto2 dan juara seri tersebut menyatakan kesedihannya yang mendalam. Baginya, tragedi ini bagaikan mimpi di siang hari. Bagi Elias, Tomizawa adalah pembalap yang ramah, santun dan suka menghibur pembalap lainnya. Ia juga mengatakan, “Ketika saya jatuh dalam lomba, ia datang ke pit stop untuk menanyai kabar saya. Itu mungkin hal yang paling jarang saya alami selama karir saya. Sungguh kesantunan yang berkesan.” ujarnya kepada pembawa acara MotoGP. Selain itu, Lorenzo, Rossi dan Pedrosa juga menunjukkan muka yang tidak terlalu bersemangat ketika mengetahui Tomizawa meninggal. Rossi, paska lomba mengatakan, “Jika sudah begini, rasanya tidak ada lagi keceriaan memenangi perlombaan. Tomizawa adalah seorang pembalap yang potensial” ujar juara MotoGP sembilan kali itu.
Dikenal sebagai orang yang ramah, humoris dan penghibur, kepergian Tomizawa begitu membekas di hari para pembalap dan official motoGP. Dan Toni Elias-lah yang menyebarkan seruan moral untuk mengenang Tomizawa dengan menempelkan nomor atau logo kesenangan Tomizawa di motor masing-masing. Dan hal ini mendapat sambutan positif. Para pembalap, entah itu kelas Moto2 atau MotoGP, mulai menunjukkan penghargaan mereka terhadap Tomizawa dengan menempelkan nomor kartun Tomizawa (48) di helm, motor atau bagian lain motor mereka. Stoner menaruh logo 48 di atas nomornya, Lorenzo di spatbor depan, Redding menaruh angka “48” kecil di nomornya. Sementara Rossi, menaruh kartun nomor 48 di bagian helmnya. Toni Elias, justru mengecat helmnya dengan nomor 48. Bahkan pembalap jepang Yuki Takahashi, menaruh sebuah pita hitam sebagai tanda berkabung. Tomizawa mungkin bukan juara dunia. Tapi dia seorang pembalap yang layak dihargai. Tomizawa no shōya no sayōnara (Selamat jalan Shoya Tomizawa). (hnr)
bahkan kemaren Lorenzo pake helm replika Tomizawa…
#RIP Tomizawa
RIP Tomizawa !!
RIP Tomizawa
RIP Tomizawa