Kronologis Kecelakaan Akibat Lampu HID

foto: om saft / http://www.saft7.com

Sesuai dengan janji penulis, maka izinkan untuk berbagi kronologis kecelakaan yang menyebabkan bro Ableh, salah seorang member KHCC (Karisma Honda Cyber Community) mengalami kecelakaan akibat pandangannya tersilaukan oleh sinar lampu HID (High Intesity Discharge) dari mobil berjenis minivan.

Sabtu (17/9) malam lalu, menjelang tengah malam, bro Ableh baru saja pulang dari aktivitas akhir pekan bersama rekan KHCC lainnya, bro Eko. Karena rumah mereka berdua di Bekasi, mereka riding bareng melewati jalur alternatif di seputaran Ciansangna, dekat kawasan Villa Nusa Indah, Pondok Gede. Mereka berdua baru saja mampir ke rumah kawan di daerah Cibubur.

Saat itu, Ableh dan Eko konvoi dengan jarak yang cukup aman antar keduanya. Saat mendekati sebuah tikungan, menurut pengakuan Ableh, ia sudah melihat  sinar lampu yang terlalu terang dari arah berlawanan. “Gue cukup yakin itu lampu HID. Warnanya gak kuning kayak lampu standar, tetapi putih. Dan arahnya ke atas, bukan ke bawah.” Ujarnya menjelaskan. Di saat yang bersamaan, di depan mereka berdua, juga ada dua sepeda motor yang tengah berkendara di jalur yang sama.

“Saat gue lewatin dua motor itu, jarak mobil tersebut ke gue masih agak jauh. Untuk ngasih tahu kalau lampu dia bikin silau, dan sebagai tindakan pengamanan, yah gue nyalain lampu tembak. Lumayan menetralisir sih. Tapi memang itu lampu silau banget.” Ujar Eko sang Waketum KHCC menceritakan kejadian malam itu.

Jika Eko mampu melewati kedua motor di depannya dengan aman, lain halnya lagi dengan Ableh. Mahasiswa keperawatan gigi ini terlambat bereaksi ketika sang mobil yang menggunakan lampu super terang itu tepat berada di depannya. Alhasil ia mengalami kebutaan sesaat. “Gue udah berusaha untuk tidak melihat ke arah itu. Tetapi emang tuh sinar silau banget! Kayaknya gue blank sesaat tuh. Alias buta sesaat! Nah, pas tuh mobil udah lewat, gue baru bisa lihat. Nah, gue juga kaget. Kok tiba-tiba dua motor di depan udah jalan beriringan. Padahal sebelumnya mereka masih formasi berbaris.” Tambahnya menjelaskan kondisi saat itu.

Bagian batok depan-belakang, pecah.

Bagian segitiga kemudi juga diduga menjadi "korban"

Walaupun sudah melakukan pengereman, Ableh sudah terlambat. Motor Karisma-nya menabrak kedua pengendara motor tersebut. di tengah gelapnya malam. Ableh pun terpaksa tersungkur “mencium” ibu pertiwi :D. Nasib naas juga dialami oleh kedua pengendara di depannya. Alhasil, 3 orang biker tersungkur dalam waktu yang bersamaan. Eko, yang mendengar suara “gusrak”, langsung mengecek spion dan mengetahui kalo rekan seperjalanannya tersebut terjatuh. Ia langsung memutar balik.

“Gue dah langsung feeling si ableh pasti jatuh karena sinar lampu tuh mobil. Makanya gue langsung berhenti, muter balik dan berniat ngejar tuh mobil. Tapi melihat kondisi ableh, yah terpaksa gue tolongin dulu deh si gembul itu.” Ujar Eko yang sehari-hari bekerja di sebuah perusahaan telekomunikasi tersebut.

Singkat cerita, kondisi Ableh tidak terlalu mengenaskan. Dua korban lainnya juga hanya menderita luka-luka ringan. Untungnya, kedua korban tersebut justru memaklumi kecelakaan tersebut. “Saya juga silau lihat lampu mobil tadi” ujar seorang korban kepada Ableh saat dirinya meminta maaf. Sementara 4 anak manusia tersebut saling menolong saat tertimpa kecelakaan, pengemudi mobil berlampu HID itu sudah hilang entah kemana. Mungkin, “mencari korban” lagi? Tak tahulah.

Justru Bohay (sebutan pengguna Karisma bagi motornya) Ableh yang mengalami “luka-luka” serius. Batok depan-belakang patah, lecet pada lampu sein depan dan lampu utama. Serta bengkoknya garpu teleskopik (keren banget dah istilahnya) alias suspensi depan. Dari lokasi kejadian, hingga ke rumah bro Eko, Ableh harus mengendarai motornya dengan kondisi tersebut. Belakangan diketahui motor Ableh mengalami kerusakan di bagian segitiga kemudi, shock depan yang bengkok hingga as roda yang tidak lagi linear/lurus.

Lecet di bagian lengan akibat tidak menggunakan jaket.

Tapi penulis juga curiga, kenapa kok Ableh mengalami lecet di tangan? Dengan polosnya, mahasiswa bertubuh tambun tersebut mengaku melepas jaketnya. “Gue sadar sekarang, emang harus pake jaket. Emang sih, kebiasaan gue pake rompi. Padahal lu udah sering bilang kalau pake rompi, harus pake protektor atau minimal baju lengan panjang. Padahal, tuh jaket ada di box.” Ujarnya memelas. Well, nasi sudah menjadi bubur. Ableh harus belajar, sayangnya dengan cara yang keras. Andai saja ia tetap menggunakan protektor dan jaket yang tersimpan di boxnya.(hnr)