*Tulisan ini merupakan rangkaian artikel touring OBI ke Semarang, untuk menguji kekuatan sinyal XL sepanjang Pantura.*
Niat awal ingin mencari makan siang khas Semarang, tapi apa daya hujan mendera. Apa daya, terpaksa meneduh, menghindari hujan di kawasan kota lama, Semarang.
Tapi saat melihat kondisi persimpangan tersebut, sungguh miris. Bagaimana tidak? Persimpangan ini tidak ada marka yg cukup jelas. Tidak instalasi lampu lalu lintas. Padahal ada arus bergerak dari empat arah.
Entah itu motor, mobil atau becak sekalipun semuanya serba gradak-gruduk ambil jalur seenaknya. Tak terhitung berapa kali saya, benny & edo menghela nafas melihat “nearly missed accident”. Terutama saat dua sepeda motor nyaris “adu kambing”. Benar-benar mengkhawatirkan. Mungkin bagi warga Semarang, ini sudah biasa. Tapi toh, bagi kami, sungguh hal yang menyedihkan betapa setiap detik, nyaris terjadi kecelakaan. Ingat, setiap kecelakaan harus dibayar dengan ongkos ekonomi dan sosial. Kedua hal tersebut tidak pernah murah. Kawan, berhati-hatilah. Berkendaralah dengan empati.(Hnr)
Posted with WordPress for BlackBerry.
tumben ga diposting dari jalur sumatera tanpa peta 🙂
semoga cepat di tanggapi aparat hukum sebelum jatuh korban
keep brotherhood,
salam,
semua persimpangan di negri ini berbahaya jeng ……… :p